Posts

Showing posts from 2020

The End (?)

Pada akhirnya pilihan yang hadir hanya ditinggalkan atau meninggalkan. Namun ternyata meninggalkan adalah sebuah langkah awal. Keputusan pertama yang mendatangkan keputusan-keputusan setelahnya. Dan yang ditinggalkan bukan berarti kalah dan hilang arah. Memilih meninggalkan mungkin suatu pilihan yang berat. Ditinggalkanpun bukan sesuatu nikmat. Pada dasarnya.  Mari bicara kita. Meninggalkan adalah suatu hal sulit untukku. Sulit untuk memutuskan pilihan-pilihan yang tanpa kamu di sekelilingku. Meninggalkan membuatku memutuskan untuk membuat kebiasaan baru. Ditinggalkan tak kalah berat. Dimana aku harus terlihat biasa dengan lubang besar yang menganga. Mungkin bukan hanya aku, kamu juga. Terus melakukan rutinitas seperti hari-hari sebelumnya dengan atau tanpa kamu, aku harus bisa. Di kacamataku, kamu terlihat bahagia. Entah apa yang sudah di sulap sedemikian rupa. Atau apakah ternyata akulah pengekangnya? Maka dari itu setelah perginya aku, kamu bebas melanglang buana. Apapun alasann...

FORGIVE

I forgive you Not for you, but for me Cause like chains shackling me to my past, I will no longer pollute my heart with bitterness, fear, distrust or anger I forgive you Because hate is another way to hold on, and you don't belong here anymore  2020, Feb

Siapakah yang Berhak Ada Diujung Pandanganmu?

Siapakah yang berhak ada diujung pandanganmu? Sunyi semakin nyaring terdengar, merayap lambat dengan cekam yang menguat. Lalu lenyap. Lalu pecah dan memeluk erat. Saat seperti itu yang kamu lakukan hanya terkesiap, tak mampu berucap dan diam menatap. Kamu melihat namun tak lebih dari layaknya buta. Sebab kamu hilang, kamu tak berada di tempatmu sekarang. Kamu mendengar namun tak lebih dari sekadar dengingan. Karena kamu jauh, jatuh dalam pikir dan bayang yang selamanya berkabut. Kamu butuh penerang, bukan senter yang akan redup, bukan juga obor yang akan padam. Kamu butuh pematik dan bahan baku yang dapat terus dia-ada-kan. Kamu butuh kamu untuk bangkit. Kamu butuh semangatmu untuk mematik. Kamu butuh bahagiamu. Pikirmu. Lalu, siapakah yang berhak ada di ujung pandanganmu? Mentari pagi menghujam kelopak matamu dengan sinarnya. Kamu tersenyum. Manis sekali. Damai sekali. Seakan tak ada suatu hal terjadi di malam tadi. Hari ini hari bahagiaku. Pikirmu. Tapi kamu kembali lenyap. Terhisap ...

Kaleidoskop

Tentangmu, adalah kontradiksi yang indah Saat kulangitkan jutaan bait asa, kubangun titian pada doa dengan segala puji puja. Menari dalam nyanyian mantra sebuah asma, yang mengalun sopan mengetuk kasih Yang Maha Bisa. Namun bersamanya, disiapkannya liang paling dalam tempat percik bara dikebumikan. Melerai jalin dengan tawa untuk dua yang telah apik berkelindan. Menolak berdansa, terdiam merapal amin hanya untuk yang ia ingin. Dan diantara begitu panjang daftar inginnya, tak ada aku didalamnya.  Memang tak mudah. Tapi tak ada amarah. Sebab aku telah berserah dan kurelakan ini menjadi kisah. : Kepadamu aku pernah sungguh.    Dan kepadaku, kamu pernah singgah. -Flaynn-

Sapa dan Purna

Sapa dan Purna : Ini hanya menyoal kala dan sesiapa Aku ingin membingkai semua memoar dengan senyuman Tak ingin menutupnya begitu rapat, sebab beberapa sangat ingin ku peluk erat Menengok kembali agar tetap bersih, namun nyatanya membuat netra perih Tak berniat merengek dan bermanja, hanya saja lonceng telah berdentang memberi tanda Bahwa setiap masa, pasti juga memiliki orangnya Bukannya ingin melupa, hanya berusaha untuk merela Terima kasih banyak Atas sedia, yang selalu ada tanpa pinta Atas hadir, yang ternyata mendangkalkan kolam nadir Atas akrab, yang menjadikan semua cerita dikenang hangat Juga atas kata, untuk senantiasa menikmati setiap momennya Sampai jumpa Selamat kembali bersua Semoga bila masanya kembali ada Menghadirkan kembali momen dan terbuka bukanlah suatu hal sulit bagi kita Pelukku untuk semua rasa yang meronta-ronta Tertanda Maya. Flaynn_ RL, 17/07/2020
Selamat pagi kota idaman! Senang rasanya bisa mengenalmu Meski aku datang bukan dengan membawa rencana Melainkan sepaket cemas dan tanya Serta.. Sedikit upaya untuk berlapang dada (?) Ya.. Menjadi bagian dari bumi rafflesia Adalah suatu hal yang tak pernah aku duga Mungkin ini ulah tangan jail semesta,  Dikenalkannya aku pada kota kecil dengan pesonanya Untuk belajar hidup dan tidak takut Bahwa dimanapun nantinya aku berada  Akan selalu ada tangan-tangan yang menyambut Akan ada tawa yang membuat duka susut Akan ada tenang yang dibawa dalam peluk Juga akan ada kenang... yang berusaha dijaga agar tetap kekal Sampai jumpa kota idaman Kota sejuk dengan makhluk-makhluk nan ajaib Tuhan  Yang bersamanya, ku balas cemas menjadi kenangan Yang dengannya, ku jawab tanya dengan lantunan syukur pada Tuhan Kota Sejuk Curup, 5 Juli 2020 04:21 (Di dalam tenda, diselimuti dinginnya udara Tebing Suban) -Flaynn-
Kepada amygdala :Lumbung dari segala suka dan nestapa Salam damai sejahtera bagi kita semua.  Ku haturkan salamku pada semua memoar yang menggelayut mesra.  Pada deretan bingkai ria dengan ciprat atau ceplak noda, juga nyanyian sesal yang menghentak menggelora.  Selamat bersua! Tak banyak yang akan kusampaikan dalam kata, namun izinkan aku bersuara. Aku turut berbelasungkawa untuk jiwa yang kelewat nyaman bersandar, hingga cita yang semestinya giat dilukiskan kian memudar.  Juga ikut berduka atas mangkatnya konfidensi ulah sesal yang kian lantang meneriaki.  Kumohon hentikan, kidung sialan!  Mengejek dan menertawakan dalam lirik-lirik yang amat menghujam. Menggaungkan salah yang mungkin beberapa kelewat parah. Selamat, usahamu telah berbuah. Jadi kumohon cukup. Sebab jiwaku telah kembali kuncup. Sekian. -Flaynn- Curup, 2019
Adakalanya disuatu ketika kita hanya butuh untuk rehat. Berhenti menyesap gula dan mulai merasa ganjalan dahaga akibatnya. Tak butuh berlebih, sewajarnya saja. Tak perlu merasa begitu tersungkur oleh duka seolah hanya engkau yang punya rasa. Tak usah pula merasa sedemikian rupa dicintai hingga hati terlanjur tinggi.  Yang sedang-sedang saja. Setiap kita punya waktu. Setiap kita punya tempat. Setiap kita akan datang. Dan setiap kita akan pulang. Tak butuh rasa memiliki sedemikian posesif sebab semua hanya titipan. Bahkan raga rupawan yang kerap dibanggakan hanya sekadar pinjaman. Waktu. Harta. Adalah hasil sewa dengan bayaran dimanfaatkan. Diisi dengan amalan. Saat datang saatnya pulang. Semoga kita bersama bait doa yang dilangitkan di setiap sepertiga malam. -Flaynn- #Random 

Slice of Cake

Dia seorang penyendiri. Orang bilang dia berasal dari kasta tak tersentuh. Seorang pemikir yang menghabiskan waktunya hanya dengan buku dan musik lewat earpod  di telinga. Orang bilang dia anti sosial, tidak bisa dan tidak mau bergaul dengan yang lainnya. Dia irit kata, hanya berucap sesuai kebutuhan dan kepentingannya saja. Orang sekitar enggan menyapa dan bertanya padanya. Dia tipikal orang sombong, kata mereka.  Suatu ketika saya datang, menyapa dan bertanya kabar. Dia kawan lama sewaktu pendidikan. Seorang yang penuh antusias mendengarkan cerita. Seorang problem solver  bagaimanapun pelik masalahnya. Pencerita ulung dengan berbagai macam jenis suaranya. Itu dia di masa lalunya. Saya... sedikit dibuat terkejut akan perubahan sikapnya.  Suatu ketika saya datang lebih pagi dari biasanya. Saya orang baru di tempatnya bekerja. Bisa dikatakan dia senior saya. Beberapa senior lain terlihat bersantai dan beberapa berbincang sembari bersiap kerja. Dia datang, dan yan...

Amora

Nona Tak ada sapa sejak kali pertama kita jumpa Kamu hadir bersama tatap mata yang kulihat tanpa sengaja Pada kilat teduh netra indah milik puan nan jelita, nun jauh disana Saya hanyalah seonggok daging dengan jiwa pendosa Pemberontak gigih yang pantang putus asa Penyusup terlatih yang sengaja meninggalkan rasa Yang saya alamatkan untuk atma yang bergelora Amora; Bersahabat dan hiduplah bersama nona Selalulah ada dan jangan berubah fana Aku menyertaimu dalam doa -Flaynn-

Peace

Kemarin. Saat aruna menaungi loka, saat kita mengelilingi kota dengan sepeda motormu berdua, adalah saat dimana aku merasa kita bak dua garis sejajar. Di tarik sepanjang apapun akan terus berdampingan. Kalaupun tidak lagi sama panjang, paling tidak kita tetap seiring dan sejalan. Mungkin, sebelum jejak menjadi timpang, ada baiknya kita membangun titian dari ranting kita yang berkelindan-dari jemari kita yang bertautan. Hari ini. Saat baskara berpendar menghangatkan, adalah saat dimana kamu berhasil mengusir duka yang menggelayut mesra. Membuatnya tenggelam dan memudar, lalu sirna.  Saat surya mangkat dari singgasana, saat sinar jingga menyelimuti kota, adalah saat dimana aku mengingatmu sebagai penikmat senja pada ancala di seberang sana. Dan saat luna berbinar jelita, saat kamu mengajakku untuk lebih dekat melihatnya, ku titipkan teka teki rasaku padanya. Ku titahkan dia, untuk senantiasa memberimu fatwa. Esok. Saat candra kembali naik ke peraduan. Saat tiba masanya kita ...

Home

Sekali waktu aku mendengar. Ada yang dengan ikhlas berlelah. Biar dikungkung masalah, biar dibungkus gundah. Ada pula yang rela berpeluh. Walau hilang arah, walau asanya patah. Meski harus membelah ramainya lalu lintas atau mungkin membelah langit yang luasnya tak terbatas. Ada yang rela remuk tiap harus mengakhiri hari, karena ia tahu, setelah hari panjangnya terlewati, selalu ada tempat untuk kembali. Selalu ada peluk hangat pelepas gundah. Selalu ada tempat rebah yang menyatukan kembali asa yang patah. Selalu ada senyum ramah yang senantiasa merekah. Dan selalu ada kecup, yang menjadikannya kembali hidup. Rumah-yang bukan sekadar tempat untuk singgah. Namun tempat mengisi ulang semangat untuk kembali berjuang hingga kembali remuk di akhir hari. Tempat berbagi letih dan suntikan motivasi untuk kembali bangkit di esokan hari. Penyempurna yang separuh. Juga tempat bertumbuh dan kembali utuh. -Flaynn- 20-02-2020