Tolong untuk kamu tidak kembali datang. Walau hanya mengetuk, menyapa, lalu pulang. Sebab ketukmu meninggalkan kutuk. Untuk terus mengiangkan suaramu laksana itu melodi merdu. Lalu kamu pulang. Hilang. Sedang aku, asyik berdansa bersama bayang. -Flaynn-
Posts
Showing posts from 2019
Sais
- Get link
- X
- Other Apps
Kita terjebak Tergulung pada sangka hati Terperosok jauh dari inti Zona nyaman, katanya Nyatanya zona mati suri Padahal hanya perlu sedikit menyibak Mohon kamu tidak beranjak Revisi. Aku terjebak Gagal mampir lagi Meneriaki dan memaki Sialan Saisku telah pergi Salahku Aku sendiri Kemari/biar ku perbaiki// karena soalmu itu//kidung sesal nyaring di diriku/// -Flaynn-
- Get link
- X
- Other Apps
Nyatanya menerima keadaan memanglah sesulit itu. Saat segala sesuatunya terjadi, seperti waktu yang tidak kuasa aku hentikan-berada diluar kendaliku. Saat perlahan aku mencoba melepas apa yang aku genggam. Butir demi butir pasirpun berjatuhan. Lepas. Jatuh. Kembali ke tempat dimana seharusnya dia berada. Dari itu aku mulai berlajar makna dari kata berserah. Rela. Ikhlas. Lillahi ta'ala. Dan seperti halnya waktu yang akan terus bergerak, hidup pun terus berjalan. Maka orang bilang hidup itu adalah perjalanan, sebuah proses pencarian. Yang aku tahu, sebuah perjalanan pastilah memiliki tujuan. Dan yang disebut proses pencarian pastilah berakhir dengan menemukan. Perjalanan dan pencarian... Tujuan dan temuan... Kita memiliki tujuan dan hal yang ingin kita temui masing-masing. Sejauh apapun perjalanan itu, sebanyak apapun yang kita cari. Kita semua akan menutupnya dengan satu tujuan dan temu yang pasti. . Menuju ke pangkuan-Nya, bertemu Sang Pencipta. ....
Kita
- Get link
- X
- Other Apps
Kita adalah dua dari banyak pasang mereka diluar sana Kita adalah dua yang mencari namun hilang arah Kita adalah dua yang menyimpan bingung dalam seulas senyum Kita adalah dua yang melempar harap dalam tatap Kita adalah dua yang pernah salah Kita adalah dua yang berbekal ragu dan n ekat melangkah Kita adalah dua-kau dan aku Yang sama-sama mendidihkan renjana pada wajah kaku -Flaynn- RL-22/05/2019
- Get link
- X
- Other Apps
![Image](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjNUE5Cnrl-d6_it-Y11XlzcMJyH9ridjNK6Q2B9bgjOjV6MTPi-rWKScHflCfeGtjxDSM7PF9s9GjpGUUQYbja49YHiBculIieCIhH_X7fSaqudW3TJlXe3p6Z5s1AF375Oewm3Cl3cD8T/s320/letters-1293811_960_720.png)
"Tak adakah inginmu untuk kita lebih dekat lagi?" "Tentu saja aku ingin" "Semisal perangko dan surat?" "Oh tidak sayang, itu terlalu dekat" "Aku tidak ingin terlalu menyatu. Bahkan sampai harus menyakiti salah satu bila pisah telah jatuh waktu" "Lalu?" "Cukuplah kita dekat. Dan tetap memberi sekat" -Flaynn-
Hanun #2
- Get link
- X
- Other Apps
Kita adalah dua raga yang begitu asing. Saling tatap dan berjabat tangan, namun hanyut dalam pikiran masing-masing. Entah kau sadari atau tidak, di saat itu aku mulai membubuhkan harap. Sedikit cita rasa harap pada semangkuk besar penuh sup tanda tanya hangat. Mungkin ini adalah awalan yang salah. Tidak semestinya aku mengizinkan hati untuk mengambil langkah. Tidak pada seseorang yang entah bagaimana bisa hadir dan nyaris merobohkan tembok pembatas-membuat aku goyah. "Entahlah" mungkin akan menjadi kata yang kerap kali hinggap. Sebab tanya, belum saatnya berbuah jawab. Detak jam menjadi musik utama di tengah suara riuh rendah di sekeliling ku, juga dia-Hagia namanya. Seorang pemuda dengan setelan formal khas pegawai kantoran. Kemeja licin yang lengannya digulung sampai siku, celana dasar yang menggantung sempurna di kaki panjangnya, juga pantofel mengkilap yang melengkapi tampilannya. Sebuah kamuflase sempurna bila nyatanya dia bukanlah pegawai sebagaimana kelihatannya. ...
- Get link
- X
- Other Apps
![Image](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjXvso6Sk9SPL9CZXPzS9BoI9kMFLzeeg3i2bV8Q5Cb9ITEGvwEYxKvGEmDqOYOpxnF_5GPTwfPcUmENc1EOo2s0uc0kbSzkbdXxxQ0-ZwcC5yClJg7y73mtpSfAn9LBctb_AXQJWeQh-Ya/s400/WhatsApp+Image+2019-04-16+at+14.14.11.jpeg)
Pagi itu aku dikejutkan oleh bacaan dalam beberapa rakaat yang ku dirikan. Tertegun akan makna bacaan yang bahkan sudah berulang kali ku lantunkan. Merapal kalimat yang sudah berada di luar kepala, mengalir dengan teramat lancar namun rasanya hambar. Ibadahku jauh dari kata khusuk, ampuni hamba ya Tuhan. Pada berdiri tegap ku di atas kedua kaki yang masih kuat menopang sempurna, ku buka dengan seruan takbir untuk-Mu, di sambung doa pembuka yang meskipun telah ku ketahui maknanya, namun ku abaikan sambil lalu. Sebegitu jauhkah aku dari-Mu? Ampuni hamba ya Tuhan. Aku sampai pada rakaat dimana aku memilih untuk membaca surah ke- 94. Surah yang memiliki arti kelapangan, yang hanya terdiri dari depalan ayat dan telah ku kuasai baik rangkaian huruf maupun tajwidnya. Surah itu begitu indah, namun terbacakan tanpa rasa oleh sang pendosa. Tertegun dan terdiam ku pada kedua ayat yang memiliki arti sama "Maka sesudah kesukaran itu ada kemudahan". Terulang untuk kali ...
Hanun #1
- Get link
- X
- Other Apps
"Hai, saya HAGIA.. dan kamu…...." Bangku itu mengantarkanku untuk berjumpa denganmu. Kamu. Sosok pangeran tanpa jubah dan mahkotanya. Titisan dewa dengan pahatan sempurna di wajahnya. Mahakarya Tuhan yang dihadirkan khusus. Tepat di hadapanku! Tuan pemilik manik indah pekat dan teduh. Pemilik senyum ramah lagi tulus. Juga pemilik jabat hangat bersahabat nan halus. Mungkin aku terlalu larut dalam kisah yang berusaha ku imajikan serta terlalu fokus menyesap cita rasa kopi dalam genggaman atau kamu yang begitu tenang hingga aku tak menyadari sedikitpun kamu datang? Entahlah. Sadarku diketuk olehmu. Oleh sapaan seseorang yang telah berdiri menjulang di dekatku. Menatapku dan... aku rasa aku terlalu percaya diri mengatakannya, aku merasa di perhatikan. Saat ku alihkan pandanganku, disaat itu pula mata kita bertemu. Wahai tuan pemilik tatapan teduh, netra indah itu berhasil membuatku luluh. Mengunci pandang, mengalihkan atensiku dari rentetan huruf pada buku yan...
P E R I H A L
- Get link
- X
- Other Apps
Perihal rasa yang entah bagaimana bisa hadir. Aku mengaku kalah, aku menyerah. Kita tuntaskan saja, maksudku, aku tuntaskan saja. Aku telah purna menjadi prajurit yang berjuang sekaligus benteng untuk bertahan. Berjuang dan bertahan untuk menyelamatkan hati dari kehancuran. Dari retakan-retakan yang bahkan munculnya dari dalam. Dari tanya dan ketidakpastian yang membisikkan angan manis dan memupuk harapan. Sudikah kiranya kau membantu tuan? Meyakinkanku untuk menghapuskan ragu. Perihal duka yang kadang melintas. Terima kasih karena kau hanya lewat. Jangan dulu mengetuk pintu, lanjutkanlah dulu perjalananmu. Berkelana dan sapalah mereka diluar sana, jangan aku. Maaf, aku tak ingin berteman denganmu. Jangankan berteman, berjumpa pun rasanya tak siap. Aku terlalu ciut untuk menghadapimu. Namun, bila tiba masanya kau harus singgah dan bertamu, tolong kabari aku. Bunyikan dulu bel di depan rumahku dan tunggu disitu. Aku perlu menyiapkan obat. Barangkali hadirmu bersama...
Confession
- Get link
- X
- Other Apps
Hari rabu, tanggal sepuluh bulan satu tahun dua ribu sembilan belas Bukan hari yang spesial, hanya hari pengakuan dosaku. (1) Aku mencuri. Mencuri pandang pada cantiknya kamu. Pada hari dimana kamu hadir dan aku dengan segala kebisuanku berusaha tetap fokus menyelami untaian kata dalam monitorku. Percayalah, itu sulit. Berat untuk menahan diri ini tidak menoleh dan melihatmu. Hari- hari setelahnya, sakaku mulai goyah. Semua hal tentang kamu menarik perhatianku. Lalu saka ku patah. Pertahananku kalah. Dan semua yang mengatas namakanmu telah menjadi bagian favoritku. Masa lalumu. Keluargamu. Impianmu. Pemikiranmu. Karyamu. Dan -mu lain yang terikat benang merah denganmu. Kini, aku dengan sangat berani menyelami manik indahmu, bukan hanya sekadar mencuri pandang. Aku memperhatikanmu dalam diam. (2) Aku cemburu. Pada dia yang kau beri perhatian penuh. Pada dia yang ada didekatmu kala kau butuh. Aku ingin itu aku. Namun, dengan kesadaran penuh aku tahu posisiku. Tid...
T I T I K (.)
- Get link
- X
- Other Apps
Kamu tahu tidak, ada hari dimana aku merasa sangat gembira, tersenyum amat lebar nyaris sambil berlompat lompatan saat tak sengaja bertemu pandang denganmu? Atau aku yang dengan strategi gerilya-ku memperhatikanmu yang sedang tenggelam dalam rutinitasmu? Ada sedikit cemburuku disitu, maaf. Kamu begitu memusatkan perhatianmu padanya. Pada sesuatu yang tidak kau benci, kau mencintainya malah, tapi dia memisahkan kita, membuat kita berjarak. Pekerjaanmu. Pekerjaan kita. Tapi tak apa, melihat punggung atau bahkan mencium parfummu saja sudah membuatku bahagia. Paling tidak itu mengartikan kehadiranmu. Dan aku bahagia. Ya, sesederhana itu bahagiaku. Kamu ingat tidak, ada hari dimana kita saling menatap seakan mencari pembenaran akan pikiran dan perasaan yang kita miliki. Tatapan yang dalam dan menyelami. Tatapan sarat akan arti "Kamu, hanya aku yang memiliki". Ada tetes embun yang membasahi hati yang menjalar menghangatkan gumpalan daging di pipi. Dia merona, aku tersipu dan ...