Confession
Hari rabu, tanggal sepuluh bulan satu tahun dua ribu sembilan belas
Bukan hari yang spesial, hanya hari pengakuan dosaku.
(1)
Aku mencuri. Mencuri pandang pada cantiknya kamu. Pada hari dimana kamu hadir dan aku dengan segala kebisuanku berusaha tetap fokus menyelami untaian kata dalam monitorku. Percayalah, itu sulit. Berat untuk menahan diri ini tidak menoleh dan melihatmu. Hari- hari setelahnya, sakaku mulai goyah. Semua hal tentang kamu menarik perhatianku. Lalu saka ku patah. Pertahananku kalah. Dan semua yang mengatas namakanmu telah menjadi bagian favoritku. Masa lalumu. Keluargamu. Impianmu. Pemikiranmu. Karyamu. Dan -mu lain yang terikat benang merah denganmu. Kini, aku dengan sangat berani menyelami manik indahmu, bukan hanya sekadar mencuri pandang. Aku memperhatikanmu dalam diam.
Aku mencuri. Mencuri pandang pada cantiknya kamu. Pada hari dimana kamu hadir dan aku dengan segala kebisuanku berusaha tetap fokus menyelami untaian kata dalam monitorku. Percayalah, itu sulit. Berat untuk menahan diri ini tidak menoleh dan melihatmu. Hari- hari setelahnya, sakaku mulai goyah. Semua hal tentang kamu menarik perhatianku. Lalu saka ku patah. Pertahananku kalah. Dan semua yang mengatas namakanmu telah menjadi bagian favoritku. Masa lalumu. Keluargamu. Impianmu. Pemikiranmu. Karyamu. Dan -mu lain yang terikat benang merah denganmu. Kini, aku dengan sangat berani menyelami manik indahmu, bukan hanya sekadar mencuri pandang. Aku memperhatikanmu dalam diam.
(2)
Aku cemburu. Pada dia yang kau beri perhatian penuh. Pada dia yang ada didekatmu kala kau butuh. Aku ingin itu aku. Namun, dengan kesadaran penuh aku tahu posisiku. Tidak berada pada posisi dengan hak seperti itu. Disaat aku terlihat baik tanpa kekurangan sesuatu walau sedikit, dengan bumbu tak acuh yang ditumpah lalu diaduk. Aku berhasil memberi kesan bahagia yg tiada tara, namun nyatanya pahit.
Aku cemburu. Pada dia yang kau beri perhatian penuh. Pada dia yang ada didekatmu kala kau butuh. Aku ingin itu aku. Namun, dengan kesadaran penuh aku tahu posisiku. Tidak berada pada posisi dengan hak seperti itu. Disaat aku terlihat baik tanpa kekurangan sesuatu walau sedikit, dengan bumbu tak acuh yang ditumpah lalu diaduk. Aku berhasil memberi kesan bahagia yg tiada tara, namun nyatanya pahit.
(3)
Aku berbohong. Terselip dusta pada setiap kata "tidak" yang terucap. Kebenaran yang dengan penuh keyakinan di tutupi agar tak satupun orang dimuka bumi mengetahui. Aku hanya ingin aku dan Tuhanku yang tahu. Dan juga kamu, nanti.
Aku berbohong. Terselip dusta pada setiap kata "tidak" yang terucap. Kebenaran yang dengan penuh keyakinan di tutupi agar tak satupun orang dimuka bumi mengetahui. Aku hanya ingin aku dan Tuhanku yang tahu. Dan juga kamu, nanti.
(4)
Aku menjadikanmu objek ghibah ku. Meminjam namamu dan membahas semua tentang baik buruknya kamu pada Tuhanku. Maaf, aku bukan ahli deskripsi, jadi kumohonkan maklummu karena aku tak bisa menggambarkan dengan sempurna bagaimana kamu. Yakinku satu, Tuhan tahu sempurnanya kamu. Dan pada alenia akhir di tiap doa yang ku panjatkan, kusertakan juga kamu. Kumintakan selalu pada Tuhanku, dekatkan dan satukanlah kamu dan aku.
Aku menjadikanmu objek ghibah ku. Meminjam namamu dan membahas semua tentang baik buruknya kamu pada Tuhanku. Maaf, aku bukan ahli deskripsi, jadi kumohonkan maklummu karena aku tak bisa menggambarkan dengan sempurna bagaimana kamu. Yakinku satu, Tuhan tahu sempurnanya kamu. Dan pada alenia akhir di tiap doa yang ku panjatkan, kusertakan juga kamu. Kumintakan selalu pada Tuhanku, dekatkan dan satukanlah kamu dan aku.
Sekian.
Aku ingin kamu. Maukah kamu menjadi penyempurna separuh agamaku?
-Leo
-Flaynn-
#random
#random
Comments
Post a Comment
Please let me know yout thoughts. Do you mind?