Hadir
Suatu ketika kamu berbaring di ranjangmu. Tidak tahu apa yang ada dalam pikiran dan hatimu. Hanya menatap atap kamar, seolah itu adalah objek paling menarik dibanding sekitar. Tidak hanya sedetik, kamu memperhatikan itu lama sekali. Tatapanmu menerawang menembus langit, jauh melewati celah genting yang sempit. Waktu sudah tengah malam dan kamu masih saja terjaga. Kamu matikan lampu dan seketika ruangan gelap gulita, namun matamu masih saja terbuka. Mencoba memejamkan mata meski pikiranmu masih menyala.
Suatu ketika saat kamu sudah dengan gagah dan tangguhnya melewati hari, kamu berbaring. Memejamkan mata dan menangis tanpa tahu apa penyebabnya. Samar. Kamu sadar kamu mati rasa, tapi nyatanya kamu menangis juga. 'Kenapa?' Kamu sendiri tidak tahu apa jawabnya.
Seseorang pernah berkata, "Kamu hidup untuk menjadi nyata, bukan sempurna". Mungkin bukan atap kamarmu yang terlalu menarik, tapi pikiranmu yang amat tenang itu sedang merangkai harapmu. Harapan murni. Tanpa ekspektasi orang lain yang gentayangan menghantui.
Seketika kamu ingin kembali. Mengulang kisah untuk kedua kali, namun dengan pilihanmu sendiri. Memutar arah untuk yang terakhir kali, hanya sekadar untuk memungut sesal yang tercecer sebab beban ekspektasi yang menggerogoti. Memang bukan rencana dengan hasil yang pasti. Namun setidaknya, kamu berdiri diatas kakimu sendiri.
Mencintai dirimu. Menerima kurangmu. Menghargai pikiranmu yang kadang tak sejalan dengan yang lain. Serta memaafkan salahmu yang kemarin. Bukan hal yang mudah, tapi marilah menjadi benar-benar hidup untuk setiap detik dan helaan nafasmu. Sadari, terima dan syukuri. Karena hidupmu untuk menjadi nyata, bukan sempurna.
너는 너답게 태어났지 완벽하게 태어나지는 않았다
-민윤기-
-Flaynn_-
30/7/2021
Comments
Post a Comment
Please let me know yout thoughts. Do you mind?