Hei, apa kabarmu hari ini?
Hari dimana fajar dengan malu menampakkan semburat jingganya.
Hei, sedang apa kamu saat ini?
Saat bising keramaian kota memekakkan telinga.
Hei, ingatkah kamu tentang hal ini?
Tentang hal kecil yang seolah tiada, tentang aku yang selalu bertanya, tentang kamu yang sembunyi dalam benteng rahasia dan tentang asa untuk dapat bersama. Ingatkah kamu tentang itu semua?
Hei, aku bertanya, bahagiakah kamu hari ini?
Kamu yang berlalu dihadapanku tanpa senyum dan sapa, tanpa tolehan bakan lirikan mata.
Hei, kalau boleh aku meminta, bisakah kamu memelukku walau sebentar saja atau sekadar berjumpa walau tanpa kata atau paling tidak melihatku walau sekejap saja. Boleh ya?
.
.
Hei, tak apa, aku terlalu bising rupanya, kelewat sering bertanya sampai kau terganggu dibuatnya. Juga inginku terlalu memberatkan sepertinya. Abaikan saja. Oh iya, hampir saja lupa, soal asa yang kutanyakan sebelumnya, itu juga anggap saja tidak ada. Hematku tepukan itu tak akan bersuara, jadi baiknya kamu abaikan juga saja, bantu aku ya agar aku tak terlihat begitu nelangsa.
Aku hanyalah seorang yang nyaris dianggap tak ada, hanya memperhatikan dari jauh dan menjadikan doa sebagai senjata dalam berusaha. Hanya seseorang yang tersenyum bangga ketika melihatmu mengemban tugas negara. Yang bangga mengumumkan pada semua-kamu ada disana, adalah aku. Adalah aku yang mendamba.
-Flaynn-
Curup, 9 Mei 2018 15:29
hallow
ReplyDelete