Hadir
Suatu ketika kamu berbaring di ranjangmu. Tidak tahu apa yang ada dalam pikiran dan hatimu. Hanya menatap atap kamar, seolah itu adalah objek paling menarik dibanding sekitar. Tidak hanya sedetik, kamu memperhatikan itu lama sekali. Tatapanmu menerawang menembus langit, jauh melewati celah genting yang sempit. Waktu sudah tengah malam dan kamu masih saja terjaga. Kamu matikan lampu dan seketika ruangan gelap gulita, namun matamu masih saja terbuka. Mencoba memejamkan mata meski pikiranmu masih menyala. Suatu ketika saat kamu sudah dengan gagah dan tangguhnya melewati hari, kamu berbaring. Memejamkan mata dan menangis tanpa tahu apa penyebabnya. Samar. Kamu sadar kamu mati rasa, tapi nyatanya kamu menangis juga. ' Kenapa? ' Kamu sendiri tidak tahu apa jawabnya. Seseorang pernah berkata, "Kamu hidup untuk menjadi nyata, bukan sempurna". Mungkin bukan atap kamarmu yang terlalu menarik, tapi pikiranmu yang amat tenang itu sedang merangkai harapmu. Harapan murni. Tanpa e...