Kaleidoskop
Tentangmu, adalah kontradiksi yang indah Saat kulangitkan jutaan bait asa, kubangun titian pada doa dengan segala puji puja. Menari dalam nyanyian mantra sebuah asma, yang mengalun sopan mengetuk kasih Yang Maha Bisa. Namun bersamanya, disiapkannya liang paling dalam tempat percik bara dikebumikan. Melerai jalin dengan tawa untuk dua yang telah apik berkelindan. Menolak berdansa, terdiam merapal amin hanya untuk yang ia ingin. Dan diantara begitu panjang daftar inginnya, tak ada aku didalamnya. Memang tak mudah. Tapi tak ada amarah. Sebab aku telah berserah dan kurelakan ini menjadi kisah. : Kepadamu aku pernah sungguh. Dan kepadaku, kamu pernah singgah. -Flaynn-